Google Umumkan Akuisisi Wiz dalam langkah strategis yang kembali menjadikan perusahaan ini sorotan utama dunia teknologi. Dengan nilai transaksi fantastis sekitar Rp372 triliun (USD 23 miliar), akuisisi ini bertujuan untuk memperkuat layanan keamanan cloud Google sekaligus memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya.
Apa yang melatarbelakangi keputusan besar ini? Dan bagaimana dampaknya bagi industri teknologi? Mari kita bahas lebih lanjut.
Google Umumkan Akuisisi WIZ
Profil Wiz: Siapa Mereka?

Dilansir dari Wikipedia Wiz adalah perusahaan rintisan (startup) keamanan siber yang didirikan pada Januari 2020 oleh Assaf Rappaport, Yinon Costica, Roy Reznik, dan Ami Luttwak, yang sebelumnya mendirikan Adallom.
Dalam waktu kurang dari satu tahun setelah peluncurannya, Wiz mencapai valuasi USD 1,7 miliar, menjadikannya salah satu startup dengan pertumbuhan tercepat di dunia teknologi.
Pada Desember 2023, Wiz mengakuisisi Raftt, platform kolaborasi pengembang berbasis cloud yang berbasis di Tel Aviv, dengan nilai sekitar USD 50 juta.
Pada April 2024, perusahaan ini mengakuisisi Gem Security, startup deteksi dan respons cloud, dengan nilai sekitar USD 350 juta.
Pada November 2024, Wiz mengakuisisi Dazz, startup remediasi keamanan dan manajemen risiko, dalam kesepakatan senilai USD 450 juta.
Pada Juli 2024, dilaporkan bahwa Google sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi Wiz dengan valuasi sekitar USD 23 miliar.
Namun, Wiz menolak tawaran tersebut dan memilih untuk fokus pada rencana penawaran umum perdana (IPO).
Hingga Mei 2024, Wiz telah mengumpulkan total pendanaan sebesar USD 1,9 miliar dari berbagai investor, termasuk Andreessen Horowitz, Lightspeed Venture Partners, Thrive Capital, Greylock Partners, Wellington Management, Cyberstarts, Greenoaks, Index Ventures, Salesforce Ventures, Sequoia Capital, dan Howard Schultz.
Wiz menyediakan solusi keamanan siber berbasis cloud yang membantu perusahaan mengidentifikasi dan menghilangkan risiko kritis pada platform cloud, didukung oleh kecerdasan buatan (AI).
Perusahaan ini telah dipercaya oleh tim keamanan di seluruh dunia, dengan 40% dari Fortune 100 sebagai pelanggan dan melindungi sekitar 5 juta beban kerja cloud.
Layanan utama Wiz dirancang untuk membantu perusahaan mengamankan infrastruktur cloud mereka, termasuk di platform seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan tentu saja, Google Cloud.
Dengan teknologi canggih yang dapat mendeteksi dan menanggulangi ancaman secara real-time, Wiz telah menarik perhatian banyak perusahaan besar.
Fun Fact: Dilansir Wiz Dalam waktu kurang dari satu tahun setelah peluncurannya, Wiz mencapai valuasi USD 1,7 miliar, menjadikannya salah satu startup dengan pertumbuhan tercepat di dunia teknologi.
Detail Akuisisi Wiz oleh Google
Google mengumumkan rencana untuk mengakuisisi Wiz dengan nilai Rp372 triliun, salah satu transaksi terbesar dalam sejarahnya. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Google untuk memperkuat posisi di pasar layanan cloud yang semakin kompetitif.
Tujuan Akuisisi:
- Meningkatkan Keamanan Cloud: Wiz akan membantu meningkatkan lapisan keamanan Google Cloud, memberikan rasa aman lebih bagi pelanggan.
- Memperkuat Posisi di Pasar: Akuisisi ini diharapkan dapat menyaingi dominasi AWS dan Microsoft Azure dalam layanan cloud.
- Inovasi Teknologi: Teknologi Wiz akan diintegrasikan dengan Google untuk menciptakan solusi keamanan cloud yang lebih canggih dan efisien.
Menurut pernyataan juru bicara Google, “Akuisisi ini adalah langkah penting bagi kami untuk memberikan layanan cloud yang lebih aman dan inovatif bagi pelanggan kami.”
Bagaimana Dampaknya terhadap Google Cloud?
Dengan akuisisi ini, Google Cloud diperkirakan akan menjadi lebih kompetitif, terutama dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks. Teknologi Wiz memungkinkan Google untuk menawarkan proteksi yang lebih baik terhadap ancaman, seperti serangan ransomware dan pencurian data.
Bagi pelanggan, ini berarti keamanan yang lebih tinggi tanpa mengorbankan performa. Selain itu, integrasi teknologi Wiz juga akan mempercepat pengembangan fitur keamanan baru untuk layanan cloud Google.
Berhasilkan Google Mengakuisisi WIZ?

Google tidak berhasil mengakuisisi Wiz. Pembicaraan terkait akuisisi senilai USD 23 miliar (sekitar Rp372 triliun) antara Google dan Wiz resmi berakhir tanpa kesepakatan.
Wiz, sebuah startup keamanan siber berbasis cloud, memilih untuk menolak tawaran tersebut dan tetap fokus pada rencana pertumbuhan independennya.
Alasan Wiz Menolak Akuisisi oleh Google
- Fokus pada IPO (Initial Public Offering)
CEO Wiz, Assaf Rappaport, menyatakan bahwa perusahaan lebih memilih untuk mengejar rencana penawaran umum perdana (IPO). Wiz percaya bahwa IPO akan memberi mereka fleksibilitas lebih besar untuk tumbuh secara mandiri dan mempertahankan visi jangka panjang perusahaan. - Kepercayaan pada Potensi Pertumbuhan
Wiz menilai bahwa mereka memiliki peluang besar untuk terus berkembang di industri keamanan cloud tanpa harus bergabung dengan perusahaan besar seperti Google. Dengan pelanggan dari 40% perusahaan Fortune 100, Wiz memiliki basis yang cukup kuat untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang. - Kekhawatiran Regulasi
Ada kemungkinan bahwa proses akuisisi ini akan menghadapi hambatan regulasi terkait undang-undang antitrust, terutama karena dominasi Google di pasar teknologi. Hal ini bisa menimbulkan tantangan hukum yang rumit dan memakan waktu. - Independensi Strategis
Menolak akuisisi memungkinkan Wiz untuk tetap independen dalam membuat keputusan strategis, termasuk inovasi produk dan pengembangan teknologi yang sepenuhnya sejalan dengan visi mereka.
Pandangan Wiz Tentang Penolakan
Rappaport mengatakan bahwa meskipun sulit untuk menolak tawaran sebesar USD 23 miliar, mereka yakin dengan potensi tim dan rencana perusahaan untuk menjadi pemimpin di industri keamanan cloud secara independen.
Dampak Keputusan Ini
- Bagi Wiz
- Keputusan untuk tetap independen dapat memperkuat citra mereka sebagai pemain tangguh di sektor keamanan cloud.
- Rencana IPO yang sukses dapat meningkatkan valuasi perusahaan dan membawa lebih banyak peluang pendanaan.
- Bagi Google
- Kegagalan ini mungkin memaksa Google untuk mencari alternatif lain guna memperkuat keamanan cloud mereka.
- Google masih memiliki sumber daya besar untuk mengembangkan solusi keamanan cloud secara internal atau melalui akuisisi startup lain.
Sejarah Akuisisi Besar oleh Google
Google tidak hanya dikenal sebagai raksasa mesin pencari, tetapi juga sebagai perusahaan yang secara strategis memperluas cakupan teknologinya melalui berbagai akuisisi besar.
Langkah-langkah akuisisi ini tidak hanya meningkatkan kemampuan internal Google, tetapi juga memperkuat posisinya di berbagai pasar teknologi. Berikut adalah beberapa akuisisi besar yang telah menjadi tonggak sejarah perjalanan Google.
1. Motorola Mobility (2012): Memasuki Industri Perangkat Keras
Pada tahun 2012, Google mengejutkan dunia dengan mengakuisisi Motorola Mobility senilai USD 12,5 miliar. Langkah ini dianggap sebagai strategi besar untuk memperkuat jejak Google di pasar perangkat keras, khususnya smartphone.
Motorola Mobility dikenal sebagai salah satu pelopor industri ponsel, sehingga akuisisi ini memberikan Google akses ke portofolio paten Motorola yang sangat luas.
Dampak Utama:
- Akuisisi ini memberikan Google hak atas lebih dari 17.000 paten, yang membantu perusahaan melindungi Android dari berbagai tuntutan hukum terkait pelanggaran paten.
- Meskipun Google akhirnya menjual Motorola Mobility ke Lenovo pada 2014, langkah ini tetap dianggap strategis untuk memperkuat ekosistem Android.
2. Nest Labs (2014): Melangkah ke Pasar Smart Home
Pada 2014, Google membeli Nest Labs, perusahaan yang berfokus pada perangkat rumah pintar, dengan nilai USD 3,2 miliar. Nest Labs dikenal melalui produknya seperti termostat pintar dan detektor asap yang dapat dihubungkan dengan internet. Akuisisi ini menandai masuknya Google ke pasar Internet of Things (IoT), di mana perangkat rumah pintar menjadi bagian dari ekosistem teknologi yang terhubung.
Dampak Utama:
- Nest menjadi bagian penting dari Google, khususnya setelah pembentukan divisi perangkat keras Google. Produk Nest diintegrasikan ke dalam lini produk Google Home, menciptakan sinergi yang kuat dalam ekosistem rumah pintar.
- Akuisisi ini juga menjadi landasan bagi pengembangan Google Assistant dan integrasinya dengan perangkat pintar.
3. DoubleClick (2008): Memperkuat Dominasi di Dunia Periklanan Digital
Pada 2008, Google mengakuisisi DoubleClick dengan nilai USD 3,1 miliar. DoubleClick adalah perusahaan teknologi periklanan yang memungkinkan pengiklan untuk membuat, mengelola, dan menganalisis kampanye iklan digital secara lebih efektif. Langkah ini dianggap sebagai salah satu akuisisi paling berpengaruh dalam sejarah Google.
Dampak Utama:
- DoubleClick memberikan Google teknologi penting yang mendukung platform periklanan seperti Google Ads dan AdSense.
- Akuisisi ini membantu Google memperkuat dominasinya di pasar periklanan digital, yang hingga kini menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar perusahaan.
Strategi di Balik Akuisisi
Akuisisi yang dilakukan Google bukanlah langkah impulsif. Setiap akuisisi dirancang untuk mendukung tujuan jangka panjang perusahaan, seperti:
- Memperluas Portofolio Teknologi: Akuisisi seperti Motorola Mobility dan Nest Labs memberikan Google kemampuan untuk bersaing di berbagai pasar teknologi.
- Meningkatkan Ekosistem: Dengan mengintegrasikan teknologi dari perusahaan yang diakuisisi, Google menciptakan ekosistem yang lebih holistik dan saling terhubung.
- Mengatasi Tantangan Kompetitif: Langkah seperti akuisisi DoubleClick membantu Google mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di industri periklanan digital.
Kesimpulan
Google Umumkan akuisisi WIZ namun sayang sekali Seach Engine terbesar di dunia tersebut, gagal mengakuisisi Wiz senilai Rp372 triliun.
Akan tetapi langkah ini tetap menunjukkan ambisi besar perusahaan untuk memperkuat posisinya di industri keamanan cloud.
Meskipun akuisisi tidak terwujud, keputusan Wiz untuk tetap independen menjadi pengingat bahwa startup dengan potensi besar memiliki opsi untuk berkembang secara mandiri.
Dengan fokus pada IPO dan pertumbuhan mandiri, Wiz terus membangun reputasi sebagai pemain utama di industri keamanan siber.
Sementara itu, Google tetap memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan teknologi keamanan cloud internal atau mencari alternatif lain guna mempertahankan daya saingnya di pasar cloud.
Apakah ini menjadi tantangan bagi Google untuk tetap dominan di pasar cloud? Hanya waktu yang akan menjawab.
Namun, satu hal yang pasti, kebutuhan akan keamanan cloud terus menjadi prioritas utama di era digital ini.
Butuh strategi untuk memaksimalkan layanan Google?
Jelajahi Panduan Blog di Poetarium dan temukan wawasan lengkap tentang cara memanfaatkan teknologi Google untuk kebutuhan Anda.
Dari strategi SEO hingga pengelolaan cloud, kami siap membantu Anda memahami teknologi dengan lebih mendalam.
Tinggalkan Balasan